Efisiensi Pengelolaan Aset Tetap dalam Organisasi Nirlaba
Seperti yang telah kita ketahui bahwa untuk memperoleh aset tetap, suatu organisasi nirlaba dapat melakukan beberapa cara seperti: pembelian tunai, angsuran, melalui penukaran surat berharga dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana cara organisasi nirlaba menentukan harga perolehan aset tetap?
Aset tetap diukur berdasarkan besaran nilai yang akan dicantumkan. Sebagai contoh, suatu organisasi membeli sebuah gedung untuk kantor operasional. Tentu saja selain harga gedung, ada harga atau biaya-biaya lain yang menyertai pembelian gedung. Sehingga memperkirakan besaran nilai penting untuk dilakukan.Harga perolehan aset tetap menurut akuntansi umum, dicatat sebesar harga beli dan seluruh biaya-biaya lain yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Dengan demikian, harga perolehan aset tetap gedung yang dicatat sebagai harta organisasi nirlaba adalah harga beli gedung dan segala biaya yang mengikutinya, hingga gedung tersebut siap digunakan untuk kantor.
LEASING
Berbagai metode pembayaran dilakukan oleh suatu organisasi nirlaba untuk memperoleh aset tetap. Bila organisasi memiliki dana yang cukup, tentu saja membeli aset merupakan pilihan yang dapat diambil. Pilihan lain adalah menyewa untuk periode tertentu. Terdapat beberapa pilihan metode pembiayaan dan salah satu yang populer saat ini adalah leasing.
Pada prinsipnya leasing merupakan metode pembiayaan dimana aset yang kita inginkan dapat diperoleh saat ini juga, dengan pembayaran sejumlah uang secara periodik. Panjangnya periode pembayaran ditentukan di muka. Hal ini tergantung pada besarnya nilai aset dan besarnya cicilan setiap bulan. Semakin besar cicilan yang disanggupi dan semakin kecil nilai aktivanya, maka semakin pendek periode cicilannya.
Adapun keuntungan dari penggunaan leasing diantaranya :
- Dengan menggunakan leasing ini, organisasi dapat segera memiliki dan memanfaatkan aset tersebut tanpa mengganggu ketersediaan uang tunai secara signifikan.
- Perolehana aset yang lebih cepat. Sehingga proses produksi atau kegiatan dapat segera dilakukan tanpa harus tertunda.
Hal ini berbeda ketika organisasi ‘menabung’ untuk membeli. Sehingga perlu menunggu beberapa waktu hingga tabungan mencukupi dengan resiko harga barang sudah meningkat.
Namun, kerugian dari penggunaan leasing tentunya dari sisi keuangan pembiayaan yaitu leasing menambah beban biaya. Apabila organisasi menggunakan leasing,maka perusahaan leasing akan mengenakan bunga. Besaran bunga leasing senantiasa lebih besar dibandingkan dengan bunga pinjaman yang dikenakan oleh bank.
Sumber pembiayaan aset tetap lainnya seperti pembelian tunai, pertukaran aset dan pembangunan atau pembuatan sendiri. Masing-masing aset tetap ini mempunyai perbedaan dalam penggunaannya.
PEMBELIAN TUNAI
Apabila pembelian tunai aset tetap terdiri dari berbagai macam aset tetap, maka harga pokok masing-masing aset ditetapkan berdasarkan harga pasar relatif. Kekurangan dari sistem pembelian tunai adalah tidak diketahuinya harga pasar relatif pada tiap-tiap aset. Sehingga dikuatirkan dapat memberikan penilaian yang berbeda. Oleh karena itu, alokasi harga perolehan aset dilakukan berdasarkan surat bukti dari suatu lembaga independen, contohnya pajak.
PERTUKARAN ASET
Cara lainnya untuk memperoleh aset tetap adalah melalui pertukaran aset yang dimiliki oleh lembaga/organisasi lainnya. Pertukaran aset diukur dengan nilai wajar (harga pasar) aset yang dipertukarkan. Penilaian tidak dapat dilakukan apabila
- Transaksi yang dipertukarkan tidak memiliki substansi komersial.
- Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur.
DIBANGUN SENDIRI
Sedangkan aset tetap yang dibangun sendiri merupakan aset yang timbul karena tidak ada harga pembelian, ataupun harga kontrak bangunan. Suatu organisasi nirlaba dapat megalokasikan semua biaya yang dikeluarkan dari berbagai sumber biaya seperti overhead, bahan aset hingga tenaga kerja.
Biasanya, permasalahan muncul apabila pembangunan aset tetap terjadi ketika organisasi nirlaba sedang beroperasi. Hal ini dikarenakan banyaknya pengeluaran pada saat pembangunan berbarengan dengan aktivitas organisasi sehinga beresiko bercampurnya berbagai pengeluaran. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengelompokkan berbagai jenis pengeluaran baik untuk aset tetap maupun operasional seperti bahan langsung (material), upah langsung (direct labour), biaya tak langsung (overhead), biaya operasional (expenses).
PROSEDUR PENGELOLAAN
Mengingat pentingnya aset tetap bagi organisasi, langkah apa saja yang diperlukan suatu organisasi untuk efisiensi aset ini ?
- Perolehan aset tetap perlu melibatkan beberapa pengurus organisasi. Komite pengadaan memastikan serangkaian tata cara pengadaan dan bertanggungjawab pada keputusan untuk pembelian aset. Apalagijika pembeliannya dilakukan dengan hutang. Maka beban hutang ini merupakan beban bagi organisasi dalam jangka panjang.
- Prosedur disusun dengan memuat batasan-batasan tentang kriteria aset yang dapat dihapuskan yaitu dengan cara menentukan kriteria penghapusan dan penyusunan tata cara penghapusan melalui persetujuan.
Diharapkan dengan prosedur yang lebih terbuka, setiap pihak yang berkepentingan dengan organisasi dapat melihat akuntabilitas organisasi yang lebih baik. Selain komite pengadaan, pada beberapaorganisasi, penghapusan perlu disetujui oleh dewan pembina atau pendirinya. Dengan demikian seluruh pihak yang berkepentingan mendapat informasi yang sama tentang keputusan pengurus.
Sehubungan dengan pentingnya penggunaan aset tetap dalam organisasi. Oleh karena itu, perlu dipahami secara baik mengenai prinsip dan metode yang tepat sehingga pengelolaan aset/harta organisasi dapat berjalan secara efisien.
Artikel selengkapnya mengenai Efisiensi Pengelolaan Aset Tetap dalam Organisasi Nirlaba dapat kamu unduh melalui tautan berikut :
efisiensi-pengelolaan-aset-tetap-dlm-organisasi-nirlaba
REFERENSI
- Eka Nicho (2016) dalam artikel Pengertian AsetTetap atau Aset Tetap diakses melalui situs http://nichonotes.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-aset-tetap-atau-aktiva-tetap.html
- Pahala Nainggolan (2012). Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba. Jakarta: Yayasan Integrasi-Edukasi