[DevJobsIndo] EOI for Training service provider
Dear Moderator,
mohon bantuannya untuk posting Expression of Interest, informasi detilnya ada pada Terms of Reference di bawah ini..
Thanks.
Kerangka Acuan:
Penyusunan Modul-Modul Pelatihan “Bagaimana Mempersiapkan Pelatihan yang Baik” dan “Bagaimana Menjadi Pelatih yang Baik”
1. Latar Belakang
Program AIP-EID (Australia Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases) – Kesehatan Hewan diimplementasikan antara 2011 dan 2015 sebagai upaya kemitraan antara Departemen Pertanian Pemerintah Australia dan Kementerian Pertanian Pemerintah Indonesia. Program ini memperkuat pelayanan veteriner Indonesia pada berbagai bidang teknis dan kebijakan, baik di tingkat pusat dan daerah.
Pengembangan suatu sistem informasi terpadu kesehatan hewan nasional yang dikenal dengan nama iSIKHNAS memungkinkan komunikasi secara langsung dan sederhana antara peternak dan ‘pelapor desa’ serta pos kesehatan hewan setempat. Pembentukan iSIKHNAS memampukan orang berkomunikasi secara lebih mudah dan bekerja dengan informasi secara lebih efektif dalam tugas mereka sehari-hari. Para pengambil keputusan kini menggunakan informasi dari iSIKHNAS untuk merencanakan dan menerapkan program-program pengendalian penyakit, memantau kinerja staf, mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien, dan melakukan advokasi untuk penyediaan pelayanan kesehatan hewan. Untuk lebih lanjut lagi mendorong penggunaan informasi secara efektif, Program AIP-EID mengembangkan serangkaian pelatihan untuk dokter-dokter hewan dan paravet. Setiap ‘paket’ pelatihan mencakup bahan-bahan yang sangat lengkap bagi fasilitator dan peserta: semua ini tersedia secara gratis di
wiki.iSIKHNAS.com.
Orang dengan pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yang tepat merupakan elemen kunci bagi pelayanan veteriner. Memberikan pelatihan untuk memperkuat sumber daya manusia ini tidaklah mudah, terutama saat target pelatihannya adalah ribuan petugas lapangan yang tersebar di perdesaan. Hal ini nyaris tidak mungkin dilakukan apabila pelatihan tersebut mahal atau memerlukan pelatih ‘pakar’.
Program AIP-EID Kesehatan Hewan mengambil pendekatan yang sama-sekali baru dalam hal penyediaan pelatihan bagi staf lapangan, terinspirasi oleh suatu pepatah dari dunia periklanan: ‘Isi adalah raja, tapi distribusi maha-kuasa.’ Isi pelatihan dirancang untuk memberikan bahan-bahan teknis yang relevan dan dapat diterapkan secara luas, dalam cara-cara yang membantu proses pembelajaran manusia dewasa. Untuk memungkinkan distribusi (replikasi) di seluruh Indonesia, pelatihan-pelatihan tersebut dirancang untuk disampaikan oleh para fasilitator kompeten yang belum tentu merupakan pakar dalam subjek pelatihan tersebut (misalnya, dokter hewan lapangan yang memberikan pelatihan tentang epidemiologi lapangan). Presentasi, video, bahan-bahan pembelajaran elektronis, serta sumber daya yang lengkap bagi para fasilitator dan peserta tersedia secara gratis, dan dengan demikian memudahkan pelatihan direplikasi dengan biaya rendah, di mana pun dan kapan pun orang
ingin belajar.
Seiring waktu, diharapkan pelatihan-pelatihan ini digunakan secara luas dan mendorong suatu budaya pengembangan profesional yang terus-menerus, yang dapat dilakukan dalam suasana kerja sehari-hari tanpa memakan banyak waktu dan biaya atau pun membutuhkan keahlian khusus.
Salah satu faktor kunci bagi keberlanjutan sistem ini adalah ketersediaan fasilitator yang mumpuni. Sejauh ini, para dokter hewan yang bertugas sebagai koordinator daerah mengambil peran sebagai fasilitator/pelatih bagi para petugas lapangan di daerah mereka. Untuk membantu mereka menjalankan peran tersebut, Program AIP-EID akan menyediakan pelatihan mengenai “bagaimana mempersiapkan pelatihan yang baik” serta “bagaimana menjadi pelatih yang baik”. Pelatihan ini pada awalnya akan disediakan kepada para champion iSIKHNAS di tingkat pusat dan para koordinator di tingkat regional dan provinsi, yang kemudian akan menggunakan kedua modul tersebut untuk melatih rekan-rekan mereka, para koordinator kabupaten.
2. Tujuan Pelatihan
Pelatihan ini bertujuan mempersiapkan para dokter hewan di tingkat regional, provinsi, dan kabupaten menjadi fasilitator yang efektif dan percaya diri untuk secara rutin melakukan pelatihan bagi para petugas lapangan di daerahnya.
Hal ini antara lain dicapai melalui:
a) Pemahaman mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk mempersiapkan dan menjalankan pelatihan
i. Analisis kebutuhan pelatihan bagaimana mengidentifikasi kebutuhan pelatihan para petugas di bawah tanggung jawabnya
ii. Bagaimana menyusun pelatihan yang tepat bagi para petugas di daerahnya kegiatan apa yang perlu dilakukan dalam pelatihan untuk memberikan keterampilan yang dibutuhkan?
iii. Bagaimana melakukan evaluasi terhadap pelatihan yang telah dijalankan, dan menggunakan hasil evaluasi tersebut untuk memperbaiki pelatihan berikutnya
b) Identifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang fasilitator yang baik
c) Praktik keterampilan melatih dalam situasi nyata dan simulasi
d) Telaah strategi untuk mengatasi berbagai situasi khusus (misalnya bagaimana mengatasi peserta yang belajar lebih lambat daripada peserta lainnya; bagaimana mengatasi keengganan peserta untuk—lagi-lagi!—menghadiri pelatihan…)
Sasaran pengguna modul:
a) Tim champion iSIKHNAS (di tingkat pusat)
b) Koordinator regional (dokter hewan di Balai Besar/Balai Veteriner)
c) Koordinator provinsi (dokter hewan di kantor dinas provinsi)
Sasaran peserta pelatihan:
a) Tim champion iSIKHNAS (di tingkat pusat)
b) Koordinator regional (dokter hewan di Balai Besar/Balai Veteriner)
c) Koordinator provinsi (dokter hewan di kantor dinas provinsi)
d) Koordinator kabupaten (dokter hewan di kantor dinas kabupaten)
3. Sasaran Kerja Konsultan
Sasaran kerja konsultan adalah sebagai berikut:
a) Melatih dua angkatan fasilitator, satu angkatan dalam kelas uji coba dan satu lagi dalam kelas nyata. Setiap kelas akan dihadiri oleh 15 peserta. Kelas uji coba dan kelas nyata ini akan diselenggarakan di Jakarta atau Bogor.
b) Menyusun paket bahan pelatihan lengkap untuk modul 1 (Bagaimana mempersiapkan pelatihan yang baik) dan modul 2 (Bagaimana menjadi pelatih yang baik), untuk digunakan saat kelas uji coba, kelas nyata, dan replikasinya.
Pelatihan harus memenuhi kriteria berikut ini:
a) Menghasilkan pelatih/fasilitator yang kompeten dan percaya diri dalam mempersiapkan dan menyajikan pelatihan dengan dukungan eksternal yang minim
b) Melibatkan peserta sebagai fasilitator dalam penyajian beberapa bagian tertentu dalam pelatihan
c) Melibatkan peserta dalam simulasi kegiatan dan situasi yang mungkin harus mereka tangani dalam pelatihan nyata
d) Memberikan masukan berbasis kekuatan peserta (yang teridentifikasi saat mereka menyajikan bagian-bagian pelatihan), mengenai bagaimana mereka dapat menjadi pelatih yang lebih baik
e) Memberikan keterampilan teknis dalam hal praktik-praktik terbaik dalam mendorong pembelajaran manusia dewasa
f) Menyediakan Panduan Fasilitator yang harus mencakup, tapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut ini:
i. Agenda pelatihan yang berisi perincian kegiatan pelatihan per sesi
ii. Bagian teori dan konsep singkat, yang menjelaskan tentang kompetensi apa saja yang harus dimiliki seorang pelatih yang baik
iii. Pertimbangan praktis, yang berisi panduan serta teknik-teknik yang dapat diterapkan untuk mengatasi berbagai situasi sulit yang mungkin muncul saat membantu proses pembelajaran manusia dewasa
iv. Panduan kegiatan pelatihan
v. Presentasi Power Point beserta catatan pemandunya
vi. Formulir standar evaluasi pelatihan
g) Menyediakan Paket Pembelajaran Peserta yang harus mencakup, tapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut ini:
i. Panduan peserta
ii. Buku kerja (panduan dan buku kerja ini dapat juga disatukan)
iii. Salinan presentasi Power Point
Para peserta dapat menggunakan buku kerja mereka untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan dalam pelatihan. Paket Pembelajaran Peserta ini kemudian harus dapat digunakan oleh peserta sebagai panduan saat mereka harus mempersiapkan dan menjalankan pelatihan di daerah mereka.
h) Panduan Fasilitator dan Paket Pembelajaran Peserta ini dibuat untuk masing-masing modul, sehingga pada akhirnya akan ada dua Panduan Fasilitator dan dua Paket Pembelajaran Peserta.
4. Cakupan Kerja
Konsultan setidaknya akan perlu melakukan hal-hal berikut ini:
a) Membaca bahan-bahan latar
i. Mengenai iSIKHNAS: http://wiki.isikhnas.com/w/What_is_iSIKHNAS%3F/id
ii. Mengenai jenis-jenis modul yang harus diajarkan oleh dokter hewan lapangan (koordinator kabupaten) kepada petugas kesehatan hewan di bawah tanggung jawabnya: http://wiki.isikhnas.com/w/ISIKHNAS_Training_Resources/id
iii. Mengenai panduan pelatihan yang telah disediakan di wiki iSIKHNAS: http://wiki.isikhnas.com/w/Facilitation_Guide/id
Modul-modul pelatihan yang disusun harus melengkapi panduan tersebut.
b) Bekerja sama dengan AIP-EID untuk mengembangkan dan melaksanakan pelatihan, termasuk:
i. Menyusun dan menuntaskan agenda pelatihan untuk kedua modul. Kedua modul diselenggarakan berurutan dan secara keseluruhan berlangsung tidak lebih lama daripada tiga hari kerja.
ii. Mengembangkan dan menjelaskan metodologi serta pendekatan pelatihan yang diambil
iii. Menyusun bahan-bahan pelatihan sebagaimana dijelaskan pada nomor 3: Sasaran Kerja Konsultan
c) Melaksanakan pelatihan berdasarkan agenda, sasaran, serta keluaran yang telah disepakati
d) Menyediakan laporan final kepada AIP-EID yang mencakup evaluasi dari para peserta terhadap, setidaknya, buku pegangan peserta, materi presentasi, latihan dan kegiatan yang diberikan selama pelatihan, serta pelaksanaan pelatihan itu sendiri. Bahan-bahan pelatihan dalam bentuk finalnya diselesaikan setelah kelas uji coba berdasarkan masukan dari para peserta, dan dilampirkan dalam laporan final tersebut.
5. Hasil Kerja
Konsultan akan melaksanakan: satu kelas uji coba dan satu kelas nyata untuk masing-masing modul.
Konsultan akan menyediakan kepada AIP-EID:
a) Laporan awal berisi rancangan agenda pelatihan untuk setiap modul, metodologi pelatihan, serta kerangka waktu pelaksanaan kontrak. Laporan ini harus diberikan dalam waktu dua minggu setelah penandatanganan kontrak.
b) Agenda final pelatihan untuk setiap modul beserta rancangan presentasi Power Point beserta catatan presentasinya untuk setiap sesi dalam kedua modul, selambat-lambatnya 30 November 2015.
c) Presentasi Power Point final beserta catatan presentasinya untuk setiap sesi dalam kedua modul, selambat-lambatnya 19 Desember 2015
d) Bahan-bahan pelatihan lengkap sebagaimana tercantum pada Nomor 3: Sasaran Kerja Konsultan, selambat-lambatnya empat minggu sebelum pelaksanaan kelas uji coba. Bahan pelatihan ini sudah harus dalam bentuk terdesain baik dan siap-cetak, serta diberikan salinan elektroniknya dalam bentuk dokumen pdf.
e) Laporan akhir mengenai pelatihan yang berisi evaluasi menyeluruh terhadap pelatihan uji coba.
6. Hak Cipta
Hak cipta seluruh bahan pelatihan dipegang oleh AIP-EID dan Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
7. Masukan Program AIP-EID
Program AIP-EID akan menyediakan:
a) Bahan-bahan pelengkap sebagaimana diperlukan
b) Komentar dan masukan teknis mengenai hasil kerja Konsultan
c) Dukungan logistik dalam hal penyelenggaraan pelatihan, termasuk mengirimkan undangan pelatihan dan pengaturan lokasi penyelenggaraan pelatihan
d) Supervisi umum terhadap kerja konsultan
8. Durasi
Kerja konsultasi ini akan dimulai pada 16 November 2015 dan berakhir pada Februari 2016. Pelatihan uji coba diharapkan dapat dilaksanakan pada Januari 2016 sementara pelatihan kelas nyata pada Februari 2016. Pelatihan uji coba dan pelatihan kelas nyata akan diselenggarakan di Jakarta atau Bogor.
Calon konsultan harus menyerahkan proposal teknis dan finansial berdasarkan kerangka acuan yang dijabarkan dalam dokumen ini selambat-lambatnya 9 November 2015. CV lengkap dari setiap personel yang akan terlibat dalam pengembangan dan pelaksanaan pelatihan, harus disertakan dalam proposal tersebut. Profil perusahaan juga harus dilampirkan dalam proposal tersebut.
Informasi teknis lebih lanjut dapat diperoleh dari: Rani Elsanti Ambyo ([email protected]; 0812-1168-750).
Proposal harap dikirimkan kepada:
Isabella Hutasoit ([email protected]),
Senior Program Officer
Australia-Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases
Kantor Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Jl. Harsono RM No. 3, Gedung C, Lantai 7, Ruang 705, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan