Konsultant Pelatihan untuk ToT Pendamping Desa Proyek EQSI

Dear Moderator,

Mohon bantuannya untuk memuat permintaan training konsultant dibawah ini di
devjobs.id.

Terima kasih,

Yatie Saloh

for EQSI Project

Yayasan Kalla Bersama Konsorsium nya (Kalla Kala Kakao Industry dan Lembaga
Ekonomi Masyarakat Sejahtera/LEMS), berkolaborasi dengan MCA-Indonesia
menjalankan program 27 bulan Pengembangan Kakao Berkelanjutan di Sulawesi

Tenggara, Indonesia. Saat ini kami membutuhkan konsutan pelatihan
masyarakat yang akan memberikan pelatihan bagi para pendamping masyarakat
yang akan bekerja di 27 desa, 3 kabupaten dan 3 kecamatan di Sulawesi
Tenggara. Detail dari permintaan tergambar dalam Kerangka Acuan di bawah
ini.

Silahkan menyampaikan surat pernyataan minat, dengan Kurikulum Vitae
terbaru, mencantumkan 3 sejarah remunerasi dan 3 referensi kepada: *Bp
Hakim Haslia* di [email protected] dan di cc kan ke yatie saloh di
[email protected]

<[email protected]>

Informasi tentang Yayasan Kalla dapat di lihat di www.yayasankalla.com atau
www.yayasankalla.org

<http://www.yayasankalla.org>

*Kerangka Acuan*

*ORIENTASI DAN PEMBEKALAN PENDAMPING SERTA FASILITATOR LAPANGAN *

*20 DESA DAMPINGAN PROJECT EQSI (TOT)*

*Yayasan Kalla – **MCA INDONESIA *

(*Community Development, Local Economic and Institutional Empowering
Specialist*)

*Latar Belakang*

Proyek dengan Judul* “*Economic, Quality and Sustainability Improvement
from Community Centered Cocoa Fermentation Stations, Diversified
Agro-forestry and Agribusiness Systems and Centered Social Development
Programs” atau di sebut EQSI, adalah proyek kerja sama antara MCA-I,
Yayasan Hj. Kalla, Kalla Kakao Industri dan Lembaga Ekonomi Masyarakat
Sejahtera (LEMS), dengan tujuan umum:

Mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan rendah karbon yang meningkatkan
mata pencaharian masyarakat perdesaan di Indonesia, terutama petani kakao.
Pembangunan rendah karbon adalah pembangunan dengan pendekatan ramah
lingkungan.

*Maksud dari proyek ini adalah:*

Mengurangi kemiskinan wilayah perdesaan, mempromosikan dan meng
institusionalisasikan kegiatan wana tani, penanganan paska panen coklat dan
sistem pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat.

*Tujuan dari Proyek ini adalah:*

– Mengatasi kendala petani dalam melakukan kegiatan fermentasi sebagai
langkah yang paling tepat untuk penanganan paska panen kakao.
– Meningkatkan nilai produksi kakao melalui fermentasi dan pusat
pengeringan berbasis masyarakat.
– Mempromosikan teknik dan model wanatani berkelanjutan sebagai pilihan
kegiatan ekonomi masyarakat dan penanganan hama.
– Pelatihan untuk penanganan hama dan penyakit tanaman ter integrasi
yang ramah lingkungan.
– Meningkatkan kapasitas fermentasi kakao di tingkat kebun dan metode
pengeringan biji kakao.
– Meningkatkan dan memformalkan penghutanan kawasan terdegradasi
berbasis masyarakat yang memberi manfaat bagi masyarakat, ekonomi dan
lingkungan.
– Meningkatkan akses masyarakat pada pasar, membantu pembiayaan bantuan
teknis dan input bagi petani seperti bibit dan pupuk.
– Meningkatkan peran serta perempuan dan pengintegrasian jender dalam
proyek EQSI.

*Millenium Challange Account (MCA-Indonesia)*

Merupakan sebuah Lembaga Wali Amanat yang mewakili Pemerintah Indonesia
untuk mengimplementasikan program lima tahun (2013-2018) Program Millenium
Challange Corporation’s Compact, yang merupakan pillar utama dari Kemitraan
Komprehensif antara Pemerintah USA dan Indonesia, dan juga merupakan
komitment tunggal terbesar yang di lakukan Pemerintah Amerika Serikat
terhadap Indonesia, saat ini.

*MCA-Indonesia mempunyai tiga proyek dibawah program Compact, yaitu: *

Green Prosperity, Community-Based Health and Nutrition to Reduce Stunting
and Procurement Modernization. Proyek2 kami di desain, dikelola dan di
implementasikan oleh orang orang Indonesia, untuk orang orang
Indonesia. Pekerjaan
pembangunan terpenting kami harus terjadi di Kabupaten2, dan desa2. Tujuan
kami adalah mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. Program
kami bersifat nasional, berpusat pada reformasi, dan berfokus pada hasil
untuk memaksimalkan efektivitas dan keberlanjutan jangka panjang nya.

*Yayasan Kalla*

*Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla* atau disingkat
dengan *Yayasan Kalla* di dirikan pada 24 April 1984. Melalui Yayasan ini,
Kalla Group menjalankan program Corporate Social Responsibility dan
menyalurkan dana zakat perusahaan dengan aktivitas pada bidang pendidikan,
dakwah, sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup. Selain itu Yayasan
Kalla juga mengembangkan lembaga pendidikan formal mulai dari TK hingga
SMA, dengan nama Sekolah Islam Athirah untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Indonesia. Berkontribusi aktif dalam dakwah, pengembangan
mutu pendidikan, peningkatan kualitas kesejahteraan dan lingkungan
masyarakat.

Pembekalan Petugas Lapangan pendamping masyarakat sebelum dimulainya
program dibutuhkan, agar Petugas Lapangan mampu memfasilitasi dan bekerjasama
dengan masyarakat dan bisa bergerak sesuai dengan apa yang direncanakan dan
dicita-citakan oleh program ini.

Orientasi dan pembekalan ini adalah dalam rangka mendapatkan “Pembelajaran”
melalui serangkaian pelatihan, sharing yang bersifat partisipatif.
Sehingga petugas
lapangan bisa menemukan bersama masalah dan potensinya, dan mengajak
masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan kegiatan program
sesuai jadwal dan tujuan tujuan yang tercakup dalam setiap komponen dari
rencana program.

*Tujuan *

1. Memfasilitasi peserta agar dapat berpartisipasi aktif dan lebih
baik mengelola kegiatan bersama.

*2. *Meningkatkan ketrampilan administrasi dan berorganisasi,
membangun jejaring dan mengatasi konflik.

*3. *Mengetahui permasalahan di desa dan potensinya, dan bersedia
berpartisiapsi aktif dalam program untuk meningkatkan taraf hidup melalui
pengelolan sumber daya yang berkelanjutan.

*4. *Pengetahuan dasar tentang ekosistem dan perubahan iklim,
sehingga dapat membangun karakter tangguh bencana, sekaligus bekerja pada
upaya-upaya mitigasi.

*Strategi dan metode pendekatan Training*

Pendekatan training berdasarkan azas pendidikan orang dewasa, dengan
konsisten mengunakan daur belajar, mulai dari:

(i) Setiap peserta memiliki hak yang sama untuk

mengungkapkan pengalaman hidup dan profesinya masing-masing,

(ii) Setiap pesera memiliki akses yang sama untuk
mendiskusikan pengalaman orang lain dan membandingkan dengan pengalaman
masing-masing,

(iii) Semua peserta berkebebasan yang beradab untuk
berkelompok untuk berdiskusi atas pertimbangan mengkaji sisi baik dan
negatifnya sekiranya pengalaman-pengalaman tersebut di gabung atau
terintegrasi,

(iv) Adanya solusi dan alternatif sebagai penuntun untuk
menapak langkah-langkah berikutnya sebagai suatu rekomendasi dan dimana
semua orang akan bertanggung jawab dan merasa memiliki akan aktivitas
kedepan,

(v) Menghasilkan program-program baru, dimana semua orang
merasa terlibat didalamnya sehingga kendala-kendala yang dihadapi lebih
ringan karena adanya “*Sense of Belonging*” didalamnya.

Yang pada akhirnya, para peserta sebagai “orang dewasa” dengan pendekatan
pendidikan orang dewasa ini akan termotivasi untuk belajar dikarenakan *faktor
internal *dalam dirinya, seperti harga diri (*self-esteem*), rasa ingin
tahu, keinginan untuk memperbaiki kualitas hidup meningkatkan dan dapat
memberikan kontribusi pembangunan desa dampingan.

*Modul dan Materi*

Modul akan mencakup antara lain: pola berkomunikasi yang efektif, resolusi
konflik dan yang melatar belakangi, perencanaan top down dan partisipatif,
pengenalan potensi desa dan masalahnya, menjadi fasilitator desa yang
profesional, menjadi pemasaran sosial yang benar, monitoring dan evaluasi
secara partisipatif, dst. Sejumlah materi akan disiapkan.

Training membutuhkan waktu 5 hari dengan jam pelajaran 8 jam perhari
termasuk Ishoma, kecuali sewaktu-waktu menggunakan waktu malam sekiranya
disepakati oleh peserta. Waktu ini belum termasuk pengenalan tentang aspek
gender.

*Peserta Pelatihan ;*

Jumlah peserta adalah 25 orang, terdiri dari Petugas Lapangan dan
Koordinator setiap Kabupaten serta staff proyek EQSI.

*Fasilitator : *

Team fasilitator akan terdiri dari 3 orang, yang sudah berpengalaman
pemberdayaan masyarakat, gender, bekerja dengan Interantional dan
International NGO, dan berpengalaman dalam melatih organisasi
kemasyarakatan. CV Fasilitator terlampir.

*Output Kegiatan:*

Module pelatihan yang akan didiskusikan pada pelatihan ini antara lain ;

1. Kebijakan dan Aplikasi Pembangunan Desa

2. Komunikasi Effektif

3. Kepemimpinan

4. Kelembagaan

5. Pengenalan Desa

6. Problem Solving

7. Perencanaan Kerja

8. Konsep Gender

Tentative Agenda :

Orientasi / Pembekalan dan Training of Trainer Petugas Lapangan Proyek EQSI*
telampir.*

*Outcome:*

Setelah pembekalan ini, maka peserta dapat:

· Memahami pentingnya berorganisasi, berjejaring dan mengelola
kegiatan secara positif.

· Memahami pentingnya transparansi untuk mendorong tumbuhnya
demokrasi yang sehat, terutama bagi para pemangku tanggung jawab di tingkat
desa dan Kabupaten.

· Mengetahui dan memiliki sejumlah peralatan yang dapat membantu
menyelesaiakan tugas-tugas di desa

· Memahami pola konflik-konflik dan solusinya

· Memiliki pemahaman tentang fungsi dan tugas sebagai petugas
lapangan

· Memahami kelemahan dan solusi kelembagaan yag ada di desa

· Memahami pentingnya koordinasi mulai dari level desa hingga
kejenjang yang lebih tinggi.

· Memahami manfaat dari partisipasi perempuan di wilayah publik,
baik bagi kaum lelaki, maupun perempuan sendiri.

· Secara partisipatif menggali input, dalam kegiatan2 apa saja di
desa atau kecamatan, perempuan merasa nyaman ber interaksi, dan alasan2 nya.

· Tahu cara dan dapat membuat rencana kerja yang baik, termasuk
budgeting.

*Pelaksana kegaiatan*

Pengaju ToR akan menjadi penanggung jawab pelatihan, yang akan di lengkapi
oleh Tim Fasilitator yang berpengalaman.

*Waktu kegiatan*

Di rencanakan minggu Ketiga bulan Mei, 2016.

0159832
Visit Today : 39
This Month : 2701
Hits Today : 140
Total Hits : 647570
Who's Online : 4
Visit Us On FacebookVisit Us On TwitterVisit Us On YoutubeVisit Us On Instagram