Mengenal Sistem Kerja Jarak Jauh (Remote) untuk Organisasi Nirlaba
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, kini berbagai pekerjaan telah mengadopsi sistem kerja yang lebih modern, lebih efektif, dan tentunya memberikan hasil yang lebih optimal. Sebagai contoh, kini untuk bekerja di sebuah start-up para staf tidak harus berpakaian formal, bekerja dengan jam kerja yang fleksibel, namun masih mampu memberikan kontribusi yang diharapkan. Sistem kerja yang ini sudah mulai menggeser sistem kerja konvensional yang mengharuskan para staf datang sebagai pekerja penuh waktu.
Salah satu sistem/cara kerja yang dinilai efektif terutama bagi para staf organisasi nirlaba adalah bekerja secara remote (jarak jauh). Artinya, para staf masih dapat berkontribusi, memberikan arahan atau masukan, meskipun tidak berada di tempatnya bekerja. Hal ini diperbolehkan saja, mengingat para staf yang bekerja di organisasi nirlaba biasanya mempunyai pekerjaan lainnya.
Tidak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi telah berkontribusi besar terhadap meningkatnya popularitas kerja remote/jarak jauh yang menyebabkan semua pekerjaan menjadi lebih terasa mudah dilakukan dari sebelumnya.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa di era modern ini keseimbangan kerja yang baik adalah kunci untuk medapatkan produktivitas yang optimal. Salah satunya adalah fleksibilitas kerja. Generasi pekerja sekarang menunjukkan bahwa pilihan kerja yang lebih fleksibel lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pekerjaan penuh waktu. Para staf ingin bekerja untuk berdasarkan hasil, dan bukan lagi jumlah jam kerja atau dimana harus bekerja. Selain itu, kantor akan menjadi ruang pertemuan dan bukan lagi sebagai lokasi tetap untuk bekerja setiap harinya. Oleh karena itulah, bekerja secara remote/jarak jauh sangat diminati termasuk bagi para staf di bidang organisasi nirlaba.
Lalu, apa saja manfaat bekerja secara remote/jarak jauh bagi para staf di organisasi nirlaba?
- Meningkatkan produktifitas dan menurunkan stress
Jika sektor bisnis berpikir bahwa pekerjaan jarak jauh akan menurunkan produktivitas karyawan, maka kerja secara remote tidak akan pernah diakomodasi. Namun, pada kenyataanya berbagai start up dan organisasi yang bergerak secara remote justru terlihat lebih produktif, hal ini terlihat dari para staf yang mendedikasikan waktunya justru lebih lama dibandingkan ketika harus bekerja di kantor. Hal ini dikarenakan para staf lebih menyukai bekerja secara mandiri untuk mencapai produktivitas yang maksimal.
Tidak hanya itu saja, pekerjaan remote juga menurunkan stress karena faktor tekanan yang mungkin di dapatkan dari lingkungan kerja yang kurang sesuai. Hal ini tentu saja baik dilakukan sehingga mengeliminasi permasalahan yang mungkin muncul akibat lingkungan kerja yang tidak mendukung sehingga menurunkan kreativitas para staf organisasi.
- Menghilangkan Budaya Kerja yang Buruk
Bukan hal yang baru apabila banyak para staf atau pekerja harus bekerja lembur dengan jam kerja yang berlebih, yang disertai dengan rendahnya pertumbuhan upah minimal, lingkungan kerja yang tidak kooperatif dan berbagai masalah lainnya yang turut meningkatkan stress bagi pekerja.
Bekerja secara remote/jarak jauh ternyata mampu menciptakan budaya kerja yang lebih positifsehingga para staf akan lebih loyal kepada atasan jika memiliki pilihan kerja yang fleksibel. Budaya kerja yang buruk dapat diminimalisir dengan memberikan kebebasan berkreasi tanpa harus terbatas peraturan.
Beberapa manfaat tersebut tentu saja sangat baik apabila diterapkan pada organisasi nirlaba, namun banyak organisasi yang masih merasa enggan untuk mengubah sistem kerja konvensional menjadi sistem kerja remote karena belum yakin bagaimana mengelolanya secara efisien.
Berikut tips bagi para organisasi nirlaba yang ingin mencoba memperkerjakan staf secara remote/jarak jauh
- Komunikasi
Komunikasi yang efektif sangat penting bagi mereka yang menerapkan sistem kerja remote. Padahal, komunikasi selama ini dianggap sebagai hambatan terbesar untuk mengembangkan kepercayaan dengan tim remote. Hal ini wajar terjadi mengingat staf jarang melakukan tatap muka dan pekerjaan menjadi cenderung lebih sulit terpantau.
Oleh karena itu, pastikan seluruh staf sering melakukan interaksi dan berkomunikasi dengan baik. Hal ini penting dilakukan untuk membangun kepercayaan satu sama lain sekaligus menumbuhkan rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan yang dibebankan.
Pemanfaatan teknologi sangat baik diterapkan dalam hal komunikasi dengan para staf, misalnya dengan menggunakan email, video converence, atau penggunaan perangkat lunak/software untuk mendukung dan memudahkan pengelolaan proyek sekaligus mengetahui sejauh mana pekerjaan telah diselesaikan oleh tim.
2.Gunakan Metode yang Sesuai
Setiap organisasi mempunyai kultur dan sistem kerja yang berbeda-beda, sistem kerja remote mengadopsi sistem ROWE yang membebaskan para staf untuk bisa bekerja kapanpun dan dimanapun mereka inginkan selama pekerjaan selesai.
Evaluasi hanya diberikan berdasarkan hasil kerja yang telah dicapai para staf, bukan seberapa sering kehadiran para staf di kantor. Hal ini dinilai mampu memberikan hasil yang optimal karena para staf tahu kapan waktu mereka yang paling produktif untuk memberikan ide-ide dan kreativitas yang brilian. Alasan lainnya mengapa metode ini disukai karena adanya keseimbangan antara tuntutan kerja dan kehidupan bersosial.
Hal yang perlu diperhatian adalah menilai tanggungjawab para staf, yaitu dengan menjelaskan kriteria output dan harapan dari masing-masing beban kerja yang diberikan. Sehingga para staf tetap bekerja dalam arah yang tepat dan sesuai dengan tujuan organisasi. Indikatornya kerja secara remote dapat dilihat melalui gambar berikut:
3.Feedback yang teratur
Bekerja secara remote menuntut kita untuk berkomitmen terhadap kerja yang telah diberikan. Oleh karena itu sangat penting untuk menjalin komunikasi yang rutin dengan memberikan feedback yang teratur, misalnya memberikan masukan pada program yang sedang atau telah dilaksanakan sebagian.
Dengan adanya feedback yang teratur menghindarkan kita dari permasalahan yang sering terjadi dalam pekerjaan remote seperti kesalahpahaman, asumsi implisit, hingga terjadinya konflik.
Bekerja secara remote/jarak jauh mungkin memang tidak bisa diterapkan pada setiap bidang, sekalipun itu bisnis maupun organissi nirlaba. Namun, beberapa keuntungan dari pekerjaan dengan sistem remote tentu saja menjadi hal yang patut dipertimbangankan sebagai alternatif untuk mencapai tujuan organisasi.
REFERENSI:
- Pahala Nainggolan (2012). Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba. Jakarta: Yayasan Integrasi-Edukasi
- Helena Parmash (2017) dalam artikel berjudul Remote Work is The Future yang diakses melalui https://www.scoro.com/blog/remote-work-is-the-future-how-can-your-business-benefit-from-it/