Monev (2) : Mengenal Indikator, Output dan Outcome dalam Monitoring ?
Sugiarto Arif Santoso1
Monitoring merupakan bagian integral dari perencanaan yang sudah disusun. Oleh karena itu prasyarat penting dalam monitoring adalah memahami perencanaan program baik pendekatan maupun hasil perencanaan. Dalam hal pendekatan program secara umum ada yang menggunakan pendekatan berbasis aset dan berbasis masalah. Dalam konteks monitoring saat ini yang digunakan adalah pendekatan berbasis masalah, yaitu suatu pendekatan yang diawali dengan mengidentifikasi masalah-masalah sebagai dasar dalam penyusunan program. Salah satu yang digunakan dalam seri monitoring kali ini adalah RBM (Result Based Management). Hal penting yang diperlukan dalam perencanaan program adalah bagaimana perencanaan program berhasil merumuskan perubahan yang dikehendaki secara logis dan rasional dalam setiap tingkat perubahan. Hal ini akan memudahkan organisasi membaca kemajuan dan efek program yang dijalankannya dari tahun ke tahun. Di bawah ini ada beberapa istilah penting dalam monitoring yang perlu diketahui, sebagai berikut.
Indikator
Indikator atau ukuran keberhasilan adalah alat untuk memberikan signal tentang pencapaian hasil program dalam bentuk yang terukur dan operasional – mengukur pencapaian hasil aktual versus hasil yang diharapkan, dalam kurun waktu tertentu. Indikator itu sendiri terdiri atas dua jenis:
- Indikator kuantitatif yaitu mengukur kuantitas, seperti: jumlah, prosentase, tingkat pendapatan.
- Indikator kualitatif yaitu merefleksikan opini, judgement, persepsi, dan perilaku orang atas subyek/isu tertentu; misalnya: tingkat kepuasan, tingkat pengaruh, tingkat partisipasi, tingkat keterbukaan, aplikasi informasi/teknologi, bentuk dialog.
Pada beberapa kasus, indikator merupakan gabungan antara kualitas dan kuantitas. Contoh indikator gabungan yaitu “jumlah dan tingkat partisipasi guru”. Indikator ini mencerminkan berapa jumlah guru yang berpartisipasi dan pada tingkat mana partisipasi itu terjadi. Tingkat partisipasi dapat mengacu pada Sherry R Arnstein (1969), dan dapat ditargetkan pada tingkat apa partisipasi dapat dicapai. Oleh karena itu, setiap indikator harus disertakan juga dengan target indikator. Oleh karena itu tips penyusunan indikator dapat menggunakan rumus SMART sebagai berikut:
- S (Specifik): jelas yang dimaksud, dimana, kapan dan bagaimana situasi akan berubah;
- M (Measurement): target-target dan manfaat mampu dikuantifikasi;
- A (Achievable): dapat berkontribusi pada tujuan-tujuan organisasi;
- R (Realistis): memungkinkan mencapai level perubahan berkaitan dengan tujuan organisasi.
- T (Time bound): dapat diikur dari waktu ke waktu.
Output
Output adalah pernyataan hasil pada tingkat pencapaian jangka pendek, langsung dapat diperoleh hasil dari kegiatan yang dilakukan dan seluruhnya dalam kendali managemen organisasi. Contoh output “Dokumentasi praktik baik terkelola dengan baik”. Pendokumentasian praktik baik dapat diperoleh langsung melalui kegiatan-kegiatan seperti workshop, FGD, ataupun riset dan penulisan. Beberapa dokumen perencanaan organisasi masih menyamakan antara kegiatan dan output. Padahal kegiatan merupakan cara atau strategi agar output dapat tercapai. Kegiatan workshop, FGD, riset dan penulisan merupakan cara-cara untuk mencapai hasil yaitu “Dokumentasi praktik baik terkelola dengan baik”.
Outcome
Outcome merupakan pernyataan hasil pada tingkat pencapaian jangka menengah, tidak langsung diperoleh melalui kegiatan dan membutuhkan sebagian kontribusi dari pihak lain (misalnya pemangku kepentingan, penerima manfaat, media, mitra kerja dan lain sebagainya). Outcome dapat dicapai melalui pencapaian pada tingkat output ditambahkan dengan asumsi pendukungnya. Contoh outcome, “Meningkatnya partisipasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran berbasis teknologi”. Guru dalam hal ini adalah pihak lain dalam kawasan intervensi perubahan perilaku dari menggunakan metode konvensional kepada metode berbasis teknologi. Intervensi yang dapat dilakukan organisasi terletak pada metode pembelajaran berbasis teknologi. Keberhasilan program dapat dinilai apabila guru-guru dengan kesadaran sendiri melakukan pembelajaran dengan metode berbasis teknologi. Penilaian tersebut akan berhasil dilakukan apabila indikator dan target pada tingkat outcome terumuskan dengan baik sesuai kaidah SMART di atas.
Dengan memahami istilah-istilah dalam monitoring diperoleh manfaat yaitu adanya pemahaman mengenai konteks, alur program, perubahan-perubahan yang diharapkan oleh organisasi melalui program yang dijalankannya dan lain sebagainya. Pemahaman di atas pihak lain dapat mudah memahami konteks program yang dijalankan dan kemungkinan menjadi mendukung pencapaian program lebih besar.