Vacancy for External Evaluator CMLP Project


TOR EVALUASI
AKHIR

COMMUNITY
MANAGED LIVELIHOOD PROMOTION PROJECT FASE II

(JULI 2014 –
JUNI 2016)

 
1. LATAR BELAKANG
1.1. Konteks Kalimantan
Kalimantan, jugadikenaldengannama
Borneo, adalahsalahsatupulauterbesar di Indonesia. Pulauinisangatpopulerdenganhutanhujantropisdanbahanpertambangan,
sebuahpulau yang makmurdan kaya akansumberdayaalamnyasepertiemas, batubara,
dll.
Ironisnyasumberdayaalammelimpahinitidakberbandinglurusdengankesejahteraanmasyarakatterutamamereka
yang tinggal di pedesaandanpedalaman
Kalimantan.Buruknyainfrastrukturdanpendidikansertamasihbanyaknyawilayah yang
belummendapatkanpasokanlistriknegaraadalahcontohkecildarimasalah yang
dihadapi.Disisilaineksploitasitanpahentiterhadapsumberdayaalamkianmenimbulkanbanyaknyapotensibencanakerusakanlingkungan.

Selainitukebijakanekonomipemerintahcenderungberpihakpadakepentingan
investor yang mengendalikankekayaanalam
Kalimantan.Kondisiiniterangsajasemakinmeminggirkankepentinganmasyarakatakarrumput.Ketidakpastianhukumterhadaphak-hakmasyarakatadat,
kekerasanetnisdanpenggusurantanahmenjadipemberitaan yang takkunjunghenti di
media.
Kendatisecarakegempaan Kalimantan
dinyatakansebagaiwilayahteraman di Indonesia
namunbukanberartiwilayahiniamandariancamanbencana.Pulau Kalimantan
sebagianbesarmemilikicirikhaslahangambutdenganhutan-hutan yang
sudahbanyakmengalamiperubahanfungsimenjadiwilayahpemukimandanperkebunan.Keberadaanhutansemakinterancamolehexpansiperkebunankelapasawitdanpertambanganbauksit
di kawasankonservasi.Akibatnyaancamanbanjir, banjirbandang, longsor,
kebakaranhutandankekeringansemakinharisemakinmeningkat.
Masyarakatdesa yang
menggantungkanhidupdanpenghidupannyapadasumberdayaalamdenganpengelolaantradisionalmenjadikelompokmasyarakat
yang paling rentandengankerusakanlingkungantersebut.Faktor-faktorkerentananmerekaberanekaragam.Merekarentankarenakehilanganaksesterhadaphutanadat,
rentankarenakualitastanahtempatmerekabertanisemakinmenurun,
rentankarenaperubahanpolatanamakibatmusim yang tidakmenentu,
danrentankehilangantanahsebagaiasetpribadidankeluarga.Orang-orang
menghadapikenyataanbahwamerekakehilangansumber air,
daerahkurangproduktifuntukpertanian,
hutangunduldanmerekakehilangansumberpendapatanmereka.
1.2. Konteks Project
Proyek CMLP mendukungupaya-upaya livelihood yang
berkelanjutanterutamabagi orang-orang paling miskinataumarjinal di
komunitasmelaluipengembangankapasitaslokaldanpengorganisasianmasyarakatmelaluikelompok-kelompok.
Livelihood dari orang-orang miskindapatberkelanjutanapabilakegiatan livelihood
tersebutmemenuhiapa yang menjadiaspirasimereka,
memampukanmerekapulihdaritekananataugoncangan,
memampukanmerekauntukmengeloladanmenguatkankemampuan (capabilitas)
dankepemilikansumberdaya (aset) untukkesejahteraanmerekasaatinimaupun di
kehidupanmasamendatang, dengantidakmenurunkankualitassumberdayaalam[1].
Model proyek CMLP telahdikembangkandandiujicobaoleh Caritas
KeuskupanSibolga (CKS) daritahun 2008 denganmengadopsipendekatan ‘community
managed’. Caritas Austria, selakulembaga donor pendukungproyek CMLP yang
dijalankan CKS di Nias, melihatpembelajarandari model CMLP
menarikjikadireplikasi di wilayahdampinganKeuskupanlain di Indonesia. KARINA
KWI sebagailembaga yang mengkoordinasikegiatanjaringankeluarga Karitas-Karitas
Keuskupan di Indonesia merekomendasikan agar mereplikasi model CMLP tersebut di
Kalimantan Barat. Ada dua Caritas Keuskupan yang diusulkanmelakukan pilot
proyek CMLP di Kalimantan Barat yaituKeuskupanAgung Pontianak (CAKAP) dan
Caritas KeuskupanKetapang (CKK).
KARINA bersama Caritas Keuskupanpelaksanameyakini model
proyek CMLP memberikanpeluangbesarbagikomunitasdampinganterutamakelompokmasyarakatmarjinaluntukmemperbaikitingkatdankualitashidupdanpenghidupannyadengancara-cara
yang
lebihmendidikdanterorganisirdenganmemperhatikankearifanlokalmasyarakatsetempat.Proyek
CMLP fase I sudahterlaksana di periode April 2012 – Maret 2014 yang lalu,
dandilanjutkandenganfase II yang berlangsungselamaperiodeJuli 2014 – Juni 2016.
Adapungoal dariproyek
CMLP fase II iniadalah “Pembangunan masyarakat Kalimantan Barat yang
resilienmelaluipeningkatankesejahteraanmasyarakat (promosi livelihood)
denganperlindunganlahandanpertanianselarasalam”. Wilayah dampinganterdiridari 6
komunitasdampingan : 4 komunitas di wilayahdampingan Caritas
KeuskupanKetapangdan 2 komunitas di wilayah Caritas KeuskupanAgung Pontianak.
a.      Kegiatanbesaran :
1.     
PeningkatankapasitasdanpenguatanOrganisasiMasyarakat (KSM)
melaluipenyegarankepemimpinandanpengembanganorganisasi, pendampingan community
organizing, MonEv, kegiatanberjejaring yang partisipatif.
2.     
Peningkatansumberpendapatananggota KSM, melaluibudidayakaretunggul
(SekolahLapang&pendampingan), pertaniantanamanmuda di lahanperorangan, home
gardening, sertapengenalanakanpengolahanbahanpangan local.
3.     
Peningkatankapasitasanggota KSM
dalampengelolaanekonomirumahtangga (keterlibatandalam CU, danpenyusunanbukukashariankeluarga)
4.     
Penyadaranpentingnyamempertahankanwilayah/kampungdariekspansipihakluar.
Salah satuupayanyadenganmelakukansosialisasi, pemetaanwilayah, SKT,
pembibitantanaman local untukpenghijauandanpemanfaatanlahankosong.
2. TUJUAN EVALUASI AKHIR
2.1. TujuanUmum
Tujuanumumkegiatanevaluasiakhirproyek
CMLP adalahuntukmenilaiapakahproyekberjalansesuaitujuan yang direncanakan,
mencaritahuapakahterdapat gap selamaimplementasiproyek,
menarikpembelajarandanpraktekbaik, sertamerumuskanrekomendasiuntukperbaikan di
masamendatang.
2.2. TujuanKhusus
Secarakhususkegiatanevaluasiakhirproyekakanmenilairelevansi,
standarimplementasi, efektifitas, efisiensi, dampakdankeberlanjutanproyek.
·        
Relevansiberkaitandengansejauhapaintervensi CMLP
sesuaidengankebutuhanmasyarakatsetempatdansesuaidenganisu livelihood prioritas
yang dimunculkandalamintervensiproyek.
·        
Standarpelaksanaandalamhalkuantitas, kualitas, target
danpencapaian.
·        
Efektivitasberkaitandengansejauhapatujuanproyektercapai.
Apafaktorfaktor yang mempengaruhipencapaiantujuanproyek CMLP. Sejauhapastrategi
yang diterapkandalamproyek CMLP efektifuntukmencapaisasaranproyek, termasuk di
dalamnyastrategipendampingankepenerimamanfaat.
·        
Efisiensiberkaitan input yang disediakanolehproyekdan output
yang dihasilkan. Melihatapakahproyektelahdilaksanakandengancaralebihefisiendibandingkandenganalternatifproyeklainnya.

·        
Dampakberkaitandenganperubahan-perubahanpositifdanpraktekbaik
yang terjadidalamkomuitasdampingansebagaikonsekuensidariintervensi program CMLP
baik yang secaralangsungmaupuntidaklangsung.
·        
Sustainabilitasataukeberlanjutanmanfaat program.
Iniberkaitandenganpotensi yang bisadikerahkanuntukmeneruskanmanfaat program
saat donor ataupendampingantidaklagiada.
 
3. SASARAN EVALUASI
1. Caritas
KeuskupanAgungPontianak :komunitaskampungBaturaya (KSM Riapm Ne Majo)
&komunitaskampungSerong
2. Caritas
KeuskupanKetapang :komunitaskampungGiet (KSM Siling PancorAji), SeiBansi (KSM
PatehBanggi), Kontok (KSM UncakKontok), Jangat (KSM KakJaka)
 
4. TAHAPAN EVALUASI
 
4.1   Persiapan: Mencakup pertemuan
persiapan dengan Karina dan review dokumen Karina yang berkaitan dengan
perencanaan, analisis, pelaksanaan dan evaluasi proyek.
 
4.2             
Laporan: Mencakup sosialisasi
maksud dan tujuan evaluasi kepada komunitas dan observasi di lapangan.
 
4.3             
Laporan akhir: Analisis atas hasil
observasi dan persiapan laporanakhir
 
 
5. METODA DAN ANALISIS
 
5.1             
Review atas dokumen Karina yang terkait dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan proyek.
5.2             
Surveydan observasi dengan
metode sampling atas sejumlah kelompok dampingan melalui wawancara dengan
sejumlah narasumber.
5.3             
Metode Preskriptif:
Memberikan penilai yang professional terhadap proyek mengenai keseluruhan
desain Community Managed Livelihood Promotion Project (CMLP).
 
6       
TANGGUNGJAWAB EVALUATOR
 
Evaluator
bertanggungjawab secara professional atas jasa yang diberikan. Secara umum,
tanggungjawab evaluator adalah sebagai berikut:
1)     
Melakukan review atas dokumen Karina berkaitan dengan
perencanaan, analisa, pelaksanaan dan evaluasi atas proyek.
2)     
Mengembangkan teknis wawancara yang tepat.
3)     
Melakukan koordinasi terpadu atas keseluruhan aktivitas
evaluasi dan memberitahukan updates perkembangan evaluasi kepada Karina-KWI.
4)     
Mendiskusikan draft hasil akhir dengan Karina-KWI
5)     
Menyerahkan hasil akhir evaluasi datadanrekomendasihasilevaluasi, Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris secara tepat waktu.
 
7       
JADWAL DAN KUALIFIKASI
EVALUATOR

 
7.1             
Waktu Pelaksanaan
 
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 20
(dua puluh) hari kalender pada bulan Juni – Juli 2016.
 
7.2             
Kualifikasi
 
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang
optimal, kegiatan ini memerlukan tenaga yang kompeten dengan kualifikasi
sebagai berikut:
1)     
Ahli dibidang pemberdayaan masyarakat, khususnyapemberdayaanekonomidanlingkungan.
2)     
Ahli
di bidangbudidayakaretunggul&budidayatanamanmuda
3)     
Memiliki pengalaman dalam mengevaluasi dan menganalisis dampak dankeberlanjutan program pemberdayaam masyarakat minimal 5 tahun.
4)     
Memahami karya pelayanan lembaga-lembaga social gereja.
 
8       
PRODUK KEGIATAN EVALUASI
 
Hasil yang diminta dari kerja evaluator adalah:
1)     
Kompilasi informasi dari observasi, meeting note dan
wawancara
2)     
Laporan hasil akhir tertulis dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris yang berisi detail temuan dan kesimpulan atas evaluasi dengan
rekomendasi yang realistis dan berguna bagi pembelajaran Karina-KWI di masa
mendatang.
 
 
9       
PENANGGUNGJAWAN KEGIATAN
 
Penanggung jawab kegiatan evaluasi
eksternal ini ada Karina-KWI.
 
 
10    RENCANA BIAYA DAN SISTEM PEMBAYARAN
 
Total  biaya yang dapat kami
tawarkanuntukevaluasiiniadalahsebesarRp. 70.000.000(tujuhpuluhjuta
rupiah) sudahtermasukpajak.

Biaya-biayainimencakup, Fee Evaluator
danseluruhbiayaperjalanansertaakomodasiselamamelakukanevaluasi.
SistemPembayarannyadapatdilakukandengan
3 termijn:
 
1)     
Termin I: Sebesar 20% (dua puluh persen) setelah MoU
ditandatangani
2)     
Termin II: Sebesar 30% (tiga
puluh persen) disaatakandilakukan
field visit lapanganyaitudenganditerimanyarencana/schedule visit lapangan.
3)     
TerminIII :Sebesar 50% (lima puluhpersen) setelahseluruhlaporan final
diterima.
 
 
11    PENUTUP
 
Karina-KWI
meminta agar evaluator menyerahkan dokumen penawaran yang mencakup kelengkapan Curriculum Vitae,  Penawaran metodologi evaluasi dan penawaran
biaya paling lambat
20 Mei 2016ke
alamat :
EMAIL : [email protected]
ATAU ANTAR
LANGSUNG KE YAYASAN KARINA
YAYASAN KARINA, Jl.
Matraman No 31, KebonManggis, Matraman, Jakarta Timur, 13150
 
 

[1]Saragih, Sebastian. 2010. PelatihanPengenalanPendekatan Sustainable
Livelihood. Indonesia. Circle Indonesia, hal 20
 

0113209
Visit Today : 385
This Month : 3964
Hits Today : 946
Total Hits : 416452
Who's Online : 5
Visit Us On FacebookVisit Us On TwitterVisit Us On YoutubeVisit Us On Instagram